ENTREPREUNEURSHIP: Pak Mimin Juragan Dodol Yang Sederhana

Garut - Masih suka dengan dodol Garut kan? udah berapa lama ga makan dodol? Nahh kalo ini selain saya mengunjungi sentra usaha penyamakan kulit, saya juga datang ke salah satu pabrik pembuatan dodol dengan aneka rasa buah-buahan. Salah satu pengusaha dodol yang sukses namanya Pak Hj Mimin pemilik warga Desa Bojang Salam, Garut, Jawa Barat.

Ini adalah pertemuan saya yang ke tiga kali nya dengan Pak Mimin. Ada yang berbeda dari penampilan nya, rambut nya di cat hitam hahaha terakhir kali bertemu rambut nya sudah putih. Usaha pabrik dodolnya dimulai tahun 2000, ia terjun ke usaha ini bermodal kredit dari PT Sarana Jabar Ventura hingga saat ini. Jabar Ventura adalah salah satu perusahaan pembiayaan modal ventura yang ada di kawasan Jawa Barat. Dari usahanya, ia tak cuma mampu mengembalikan pinjaman tiga tahun berikutnya, tetapi juga memberi manfaat bagi warga desanya.

Selama menjalankan usaha dodolnya, Pak Mimin saat ini mempekerjakan 32 orang, selain itu dia juga menggerakkan sekitar 50 warga desanya. Ia sadar, banyak warga desanya tidak memiliki pekerjaan jelas. "Ada kecenderungan perempuan di sini memilih tinggal di rumah setelah menikah," ujarnya. Melihat banyak pengangguran, Mimin menawarkan kerjasama untuk memproduksi dodol.


Awalnya, ia kesulitan lantaran sebagian besar pekerja barunya tidak tahu cara membuat dodol. "Sambil bekerja, saya memberikan pembinaan dan contoh kepada mereka," paparnya. Setengah tahun berjalan, barulah para tetangganya mahir membuat dodol. Berhubung sebagian besar pekerjanya adalah ibu rumah tangga,

Proses pembungkusan dodol

Mimin menerapkan pola kerja yang fleksibel. Sebab, mereka tak bisa bekerja sepanjang hari di pabrik pembuatan dodol Bhineka. "Sebagian memproduksi sendiri di rumah. Hasilnya, saya beli," jelasnya. Tapi bagi yang tidak mampu belanja bahan baku, Mimin menyediakannya. Hasilnya ia tampung dengan membayar jasa pengerjaan. Tapi, ia tetap menekankan standar kualitas produksi agar tetap bersaing dengan produk serupa di pasar. Caranya, ia terus memberikan pembinaan untuk menghasilkan dodol yang enak dan bersih. Saat ini, saban bulan, Mimin mampu memproduksi sebanyak 500 kilogram (kg) dodol. Dari usahanya itu, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan. Hanya saja, pendapatan sebesar itu tidak selalu sama, tergantung permintaan pasar.

Aneka dodol rasa buah dalam proses pembungkusan

Salah satu strategi Pak Mimin dalam memasarkan produk nya adalah bekerjasama dengan beberapa travel agent. Travel agent ini biasa nya akan menggiring para wisatawan baik lokal maupun internasional untuk membeli oleh-oleh dodol dari toko-toko milik pak Mimin. Tentu saja dengan imbalan "fee marketing" yang layak kepada para pramuwisata di Garut.


Nah, berkat kerja kerasnya, saat ini pasar dodol garut bikinan Mimin tidak hanya beredar di Garut dan Bandung. Produknya sudah merambah ke 13 daerah, antara lain Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, Kuningan, dan Pekalongan. Bahkan Dodol Bhineka ini telah menembus pasar di Dubai dan Malaysia.

SUKOWI salah satu produk dodol rasa kopi terbaru dari Pak Mimin

Pak Mimin menceritakan kalo bisnis dodolnya sekarang semakin berat arena banyak nya muncul pemain-pemain baru dengan kapasitas produksi cukup besar dan mampu menjual dengan harga murah. Untuk itu, ia terus menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan agen dan pelanggan di berbagai daerah. Tapi Pak Mimin yakin, yang terpenting adalah senantiasa memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para perajin dodol garut agar menjaga kualitas dan cita rasa produk. Sebab, dengan cara itu, ia bisa bertahan dalam persaingan.

Saya bersama Juragan Dodol Garut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar