Suka makan bubur ayam di pagi hari? Saya hobi makan bubur ayam, di Indonesia bayak sekali jenis bubur, tapi secara spesific bubur ayam. Dari Aceh hingga Papua setiap daerah punya jenis bubur ayam. Budaya makan bubur dibawa para pedagang China saat ber transaksi di Nusantara. Kebiasaan makan bubur para pedagang dan pekerja kapal China, mulai di tiru oleh orang Indonesia hingga sekarang.
Ternyata bubur dulu di China ada cerita nya. Seorang pengamat kuliner tradisional China, Budi San seperti yang dikutip oleh solobitz.co.id menjelaskan jika sejarah bubur ayam China sudah dimulai sejak era Kaisar Shih Huang Ti (238 SM), yang terkenal bisa menyatukan China dalam satu kekuasaan.
“Kaisar Shih merupakan kaisar yang tercatat banyak melakukan perubahan besar di daratan China,” ujar Budi.
Ada kisah di zaman dinasti Chou, kekaisaran China terpecah belah menjadi beberapa bagian kerajaan kecil.
Kejadian itu membuat rakyat menjadi susah dalam segala hal, khususnya masalah pangan.
Keprihatinan inilah, yang akhirnya membuat Kaisar Shih, kaisar yang muncul setelah dinasti Chou berakhir, untuk berpikir keras membuat alternatif makanan, sehingga rakyat dan prajuritnya tidak mati kelaparan.
“Karena selain perang, ternyata banyak catatan menyebutkan pada waktu awal Kaisar Shih bertahta, wilayah China sedang dilanda paceklik karena kemarau panjang,” ungkapnya.
Akibatnya, di mana-mana terjadi bencana kelaparan, hingga menimbulkan penyakit menular dan kematian. Awalnya kaisar berpikir untuk melakukan revolusi pertanian.
Namun ternyata setelah direnungkan, ternyata rentang waktu untuk bisa memanen sangatlah lama.
Artinya, Kaisar Shih harus bisa berpikir bagaimana memanfaatkan apa yang ada dan tersisa, untuk diolah menjadi makanan yang berguna dan bisa diproduksi secara cepat serta massal. Di satu sisi, kadang kala Kaisar juga sangat menyayangkan ketika mendapati kenyataan banyak makanan basi, terutama nasi karena kondisi cuaca yang sangat ekstrem.
“Dari situlah, kemudian kaisar kemudian bertanya kepada para juru masak istana dan beberapa pakar lainnya. Namun ternyata, jawaban yang diberikan sangat tidak memuaskan,” kata Budi.
Hingga pada suatu ketika, secara tidak sengaja ketika makan, Kaisar Shih melihat nasi yang akan disantapnya melunak ketika disiram kuah sayur yang panas.
Kemudian dari situlah muncul ide, untuk melunakkan nasi yang tadinya keras.
Setelah melalui beberapa kali percobaan, akhirnya ditemukan cara untuk membuat bubur. Yaitu dengan cara menambah air lebih banyak, ketika menanak nasi.
“Cara itu berhasil. Beras yang dimasak dengan air lebih banyak, menjadi sangat empuk dan bahkan melumer menjadi lebih banyak. Dan itulah awal terciptanya bubur,” ucap Budi.
Akhirnya Kaisar Shih memerintahkan juru masak istana untuk memasak bubur secara massal. Kemudian bubur itu, dicampur dengan kuah sayur yang diberi kaldu ayam. Hal itulah yang berkembang dan menjadi sebuah masakan bubur ayam.
Masalah pangan pun bisa sedikit teratasi dan dengan mengonsumsi bubur, masyarakat bisa lebih kenyang dan bisa kebagian secara adil. Pada perjalanannya, bumbu bubur ayam kemudian berkembang dan banyak sekali variasinya hingga seperti sekarang.
“Untuk itulah, hingga sekarang di Tiongkok bubur ayam itu dianggap sebagai simbol persatuan dan keharmonisan, karena sifatnya yang mampu mengenyangkan semua secara merata, lunak, namun tidak kehilangan cita rasa,” katanya.
Bubur di Indonesia
Bubur ayam adalah salah satu jenis makanan bubur di Indonesia. Bubur adalah beras yang dimasak dengan air yang banyak sehingga memiliki tekstur yang lembut dan berair. Bubur biasanya disajikan dalam suhu panas atau hangat.
Bubur ayam disajikan dengan irisan daging ayam dengan beberapa bumbu, seperti kecap asin dan kecap manis, merica, garam, dan kadang-kadang diberi kaldu ayam. Bubur dilengkapi dengan taburan daun bawang cincang, bawang goreng, seledri, tongcai (sayur asin), kedelai goreng, cakwe, dan kerupuk. Bubur ayam cocok bagi mereka yang kurang menyukai masakan Indonesia yang pedas, karena bubur umumnya tidak pedas sambal atau saus cabe disajikan secara terpisah.
Tapi sekarang di Indonesia banyak sekali Bubur yang dimodifikasi dan merupakan perpaduan dengan kuliner khas lokal yang akhir nya tercipta sebuah bubur khas masing-masing daerah di Indonesia. (Dikutip dari femina.co.id)
Bubur Ase. Mulai dari Jakarta, masyarakat Betawi punya bubur khas namanya Bubur Ase. Ase adalah singkatan dari asinan semur, sebab bubur ini disiram kuah semur yang nyaris membanjiri piring, lengkap dengan potongan daging sapi, kentang dan tahu. Uniknya, juga ada asinan sayuran yang terdiri dari wortel, kol, mentimun, taoge, dan sawi. Kecutnya menjadi elemen penting bagi kuah yang sangat manis ini.
Meski asli dari Betawi, sayangnya jajanan bubur ase tak beredar seluas bubur Sukabumi dan bubur Cianjur di Jakarta. Warung Mpok Neh di kawasan Kebon Kacang, menjadi sedikit tempat di mana Anda bisa mencoba kelangkaan bubur ini.
Bubur Kanji Rumbi - ACEH. Ie bu kanji adalah sebutan lain yang diberikan orang Aceh pada bubur kanji rumbi. Ada rasa kari pada bubur yang terpengaruh dari budaya India ini. Pekak, kayu manis, pala, merica, adas manis, ketumbar, jahe, dan bawang merah saling merger di dalamnya. Makin sedap saat ditambahkan potongan daging ayam yang dimasukkan kala memasak bubur. Cita rasa gurih sukses diraih berkat sari pati ayam yang larut ke dalam bubur. Tambahkan udang rebus/ tumis saat disajikan untuk memperkaya rasanya.
Bagi masyarakat Aceh, makanan ini kerap hadir sebagai takjil di bulan Ramadan. Bila Anda sedang berkunjung ke kota Serambi Mekkah, sempatkan menyambangi Canai Mamak di kawasan Teuku Umar untuk mencicipi bubur khas ini.
Bubur SUKABUMI dan CIANJUR. Kedua jenis bubur ini sama-sama bersiram kuah berwarna kekuningan. Warnanya mirip, tapi rasanya agak berbeda. Bubur ayam Sukabumi kuahnya menggunakan racikan bumbu soto. Khas ditemani cah sawi asin, tahu goreng, semur kentang, dan mentimun yang tersaji dalam wadah terpisah. Cakwe dan kulit pangsit goreng ditabur di atasnya. Boleh juga ditambahkan satai hati-ampela dan telur rebus agar lebih mengenyangkan.
Bubur Sukabumi di Jl. H.O.S Tjokroaminoto (depan toko manisan Mulia Sari) adalah salah satu pilihan yang terkenal di Sukabumi. Bubur Cianjur selain dibumbui kecap asin (merek lokal yang terkenal adalah Patkwa Padi) juga dibanjiri kuah berbumbu pepes (dari kaldu ayam dengan paduan bumbu pepes dan irisam bawang daun yang royal plus hati-ampela-usus serta kentang) yang biasa disebut pais bawang.
Taburannya adalah kacang kedelai goreng, emping, dan kerupuk putih khas Cianjur.
Cianjut memang terkenal sebagai produsen beras dengan kualitas yang baik . Tak heran jika banyak yang bilang, bubur Cianjur ini begitu gurih, kental, dan lezat. Menurut beberapa sumber, Anda bisa mencicipi kelezatan bubur ini di Bubur Ayam Cianjur Pasar Bojong Meron, Cianjur.Cianjur dan Sukabumi terjkenal sebagai produsen beras kualitas baik. Tak heran jika banyak yang bilang, kedua bubur ini begitu gurih, kental, dan lezat.
Bubur Pedas - MEDAN dan RIAU. Dua daerah yang kental dengan budaya Melayu ini memiliki bubur yang saling mirip. Orang Melayu Riau melafalkannya sebagai bubo pedas. Warna bubur ini kecokelatan karena kaya rempah. Warna keruh ini juga diraih dari beras yang disangrai dahulu dan ditumbuk hingga hampir hancur. Dalam bubo pedas ada kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan jamur kuping.
Rumah tangga modern di Riau juga menambahkan makaroni. Semuanya ini wangi berkat tumisan bumbu terasi dan cabai, serta pamungkas berupa daun kesum dan ikan asap (tenggiri atau tongkol yang lantas disuwir).
Berbeda dengan Riau, versi Medan, Sumatra Utara, berisi daging ayam, udang.
Sayurannya adalah daun mangkokan, daun mengkudu, daun jeruk, daun kunyit, dan daun jambu biji. Rasa rempahnya yang kompleks terdiri atas dominasi kunyit, temu kunci, jintan, serai, dan temu mangga. Biasanya tiap bulan Ramadan, masjid-masjid besar di Medan akan membagikan bubur pedas gratis kepada pengunjung. Di sekitar Masjid Raya Al- Mashun Medan, juga ada kedai semipermanen yang menjual bubur Medan yang nendang.
Bubuh Mengguh dan Bubuh Mebasa - BALI.
Awalnya bubur ini dinikmati saat sore sambil istirahat selepas bertani di sawah. Urap sayuran kacang panjang menggunung di atas bubuh (bubur dalam bahasa Bali) mengguh. Saat diaduk, kelapa parut berbumbu pedas ini memberi tendangan seru pada bubur. Ada pula versi yang menyertakan ayam suwir pada urapnya.
Tak lupa diberi taburan kacang tanah, bawang goreng, dan serundeng basah.
Ada juga bubur buning atau dikenal juga bubuh mebasa (‘bubur berbumbu’ dalam bahasa Bali). Warnanya kuning berempah berkat paduan bumbu dasar magenep (kunyit, kencur, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, jahe). Sajikan bersama daging ayam suwir dan kerupuk.
Ayooo jelajah bubur nusantara....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar