Budaya Desa Tenganan - Sehari-hari kehidupan di desa ini masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig dan deasign rumah adat Desa Tenganan dibangun dari campuran batu merah, batu sungai, dan tanah. Dan atapnya dibuat dari tumpukan daun rumbi. Rumah adat desa Tenganan memiliki bentuk dan ukuran yang hampir sama, ciri khas nya berupa pintu masuk yang ukuran lebarnya pas banget ukuran satu orang dewasa.
Penduduk desa ini memiliki banyak tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya prosesi adat mesabar-sabatan biu (perang buah pisang). Calon pemimpin desa dididik sesuai adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis bagi calon pemimpin desa.
Katanya bulan Juli biasanya digelar ngusaba sambah tradisi unik berupa mageret pandan (kalo bahasa Indonesia nya perang pandan). Acara tersebut mengahdirkan dua pasang pemuda desa untuk bertarung di atas panggung dengan saling sabet menggunakan duri-duri daun pandan.
Walaupun menimbulkan luka goresan, penduduk desa ini memiliki obat antiseptik alami dari bahan tumbuhan yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan cepat sembuh. Tradisi ini katanya untuk melanjutkan kegiatan latihan perang yang rutin dan menciptakan dan mempersiapkan warga agar memiliki kondisi fisik serta mental yang kuat.
Kalo liat2 desa ini lebih dalam, gw jadi inget dengan cerita komik Obelix & Asterix di desa Galia yang semua serba tradisional tapi punya kekompakan yang solid untuk mengantisipasi serangan dari luar desa.
Indonesia begitu kaya budaya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar