Jalin Persatuan Indonesia Melalui Diplomasi Kuliner Indonesia


Seperti yang pernah saya posting sebelum nya mengenai “Diplomasi Kuliner Indonesia Saat Ini”, sekarang politik Indonesia sedang akrab banget dengan kuliner dan gastronomi. Misal pasca pilpres kemaren Presiden Joko Widodo bertemu dengan mantan rival nya Prabowo Subianto di MRT Jakarta yang kemudian ditutup dengan makan siang bersama dengan menu utamanya sate.


Beberapa hari lalu juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melalakukan Diplomasi Kuliner Indonesia atau silaturahmi politik dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang digelar di kediaman Mega, Jalan Teuku Umar, Jakarta pada Rabu, 24 Juli 2019. Dan dengan ada nya Diplomasi Kuliner pertemuan tersebut menjadi cair karena Megawati secara khusus menyajikan menu nasi goreng. Nasi goreng sukses mencairkan suasana pertemuan kedua pemimpin partai itu.



Kedua tokoh Indonesia itu terlihat santai dan akrab saat disinggung soal nasi goreng. Megawati dalam berbagai kesempatan, memang kerap bercerita soal Prabowo yang teramat sangat menyukai nasi goreng buatannya.

Menu Sate dan nasi goreng bulan ini menjadi bintang Diplomasi Kuliner Indonesia dan layak sebagai sakah satu tools yang bikin politik Indonesia menjadi adem dan akur kembali. Jadi ini adalah bukti bahwa Diplomasi Kuliner itu memang ampuh untuk menjadi perekat dalam dunia politik.




Seperti kita ketahui bahwa banyak studi dan kajian yang bilang kalo kuliner dan gastronomi itu amatlah penting. Seperti hal nya dulu du era tahun 70an – 80an dimana musik punya pesan penting untuk membawa pesan politik, begitu pula makanan.

Dalam politik, ada namanya culinary diplomacy. Diplomasi kuliner merupakan cabang diplomasi yang mengkaji bagaimana makanan bisa digunakan sebagai alat untuk membangun hubungan antara negara, kerja sama, juga alat untuk mencapai perdamaian.



Apa itu Diplomasi Kuliner ?

Menurut Sam Chapple-Sokol, mantan chef pastry di Gedung Putih dan pendiri situs Culinary Diplomacy Ada 3 jenis diplomasi kuliner.

Culinary Diplomacy, yang ia sebut sebagai jamuan makan antarpemerintah. Entah itu antara presiden dan para menteri, atau presiden dan ketua DPR atau ketua partai. Begitu pula makan malam dengan pemerintah negara lain.

Gastrodiplomacy. Secara sederhana, ini melibatkan kerja pemerintah untuk publik luar negeri. Tujuannya antara lain membangun soft power sebuah negara, mempromosikan perdagangan dan pariwisata, juga mendorong pertukaran budaya.

Citizen Culinary Diplomacy. Dari namanya, ini jamuan makan-makan yang diadakan antara pemerintah dan warga negara. Tujuannya ada banyak. Mulai memecahkan persoalan di tingkat kelurahan hingga nasional, juga mendengarkan ide dan aspirasi warga negara.
Jadi menurut opini saya sih politik Indonesia akan lebih beradab dan adem jika dijalan dengan nilai2 luhur budaya kita salah satu nya dengan Diplomasi Kuliner . Setuju?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar